Masihkah kita ingat dengan Kunang-kunang yang
zaman dulu di kampung sering muncul ketika musim kemarau atau cuaca bagus.
orang tua dulu mempunyai mitos kalau Kunang-kunag adalah jelmaan kuku dari
orang yang telah meninggal. saya ketika kecil percaya saja dengan mitos
tersebut sehingga menimbulkan efec yang menakutkan ketika menemukan
Kunang-kunag berterbangan di musim kemarau tersebut.
Ketika kami duduk di teras rumah dan
memandang cahaya bulan di malam hari, kami pasti menemukan Kunang-Kunng yang
berterbangan di udara seakan ikut menikmati susana yang menyengkan tersebut.
saya penasaran sebagai anak kecil untuk menangkap dan memastiakan apa sih yang
menyala di antara badan kecilnya Kunang-Kunag yang menyerupai lalat tersebut.
tapi sayang binatang kecil menyala tersebut sekarang tak bisa ku temui lagi
ketika saya berada di kampung dan menikmati indahnya malam yang cerah spereti
dulu.
Kemanakah kau mahluk kecil Kunang-kunag?,
apakah engkau ikut raib bersama bersihnya udara yang dulu masih kami miliki.
jawabannya mengambang tak jelas, karena banyak sekali binatang di kampungku
yang dulu berkeliaran baik di kebun atau di belakang rumah seperti landak yang
berduri banyak, tupai yang suka nyuri kelapa di kebunku, meong congkok yang
saya tidak tau bahas Indonesaianya apa, dan banyak lagi mahluk-mahluk unik
sering hadir di saat saya bermain di kebun atau di mana saja.
Ah…dunia memang perputaran mahluk hidup dari
ada samap tiada seperti hal nya Dinosaurus ratusan juta tahun yang lalau dunia
ini di penuhi oleh jenis Dinosaurus tapi binatang itu tak tersisa satupun
karena punah oleh evolusi dan perkembangan zaman namun tak di ragukan lagi
ketika saya membaca buku tentang Dinosaurus ternyata binatang yang paling tua dan
sekarang tak punah di telan masa dan telah ada sejak zaman Dinosaurus yakni
capung, kura-kura atau penyu, kalajengking juga buaya dan jenis komodoseperti
kadal, londok dan cicak dan banyak lagi jenis binatang yang telah hadir di masa
zaman Dinosaurus.
Kembali ke Kunang-Kunag, semoga engkau tak
punah dan mati di telan polusinya dunia karena kalau punah di buru saya pikir
kecil kemugkinannya karena tak ada fungsinya.
saya kangen Kunang-Kunang yang menemaniku di
gelapnya malam, ketika itu di kampungku belum masuk listrik dan Kunang-kunang
itu hisan alam desaku di kegelapan.
Sumber