Kamis, 20 Juni 2013

Kemanakah Enkau Kunang-kunang?



Masihkah kita ingat dengan Kunang-kunang yang zaman dulu di kampung sering muncul ketika musim kemarau atau cuaca bagus. orang tua dulu mempunyai mitos kalau Kunang-kunag adalah jelmaan kuku dari orang yang telah meninggal. saya ketika kecil percaya saja dengan mitos tersebut sehingga menimbulkan efec yang menakutkan ketika menemukan Kunang-kunag berterbangan di musim kemarau tersebut.

Ketika kami duduk di teras rumah dan memandang cahaya bulan di malam hari, kami pasti menemukan Kunang-Kunng yang berterbangan di udara seakan ikut menikmati susana yang menyengkan tersebut. saya penasaran sebagai anak kecil untuk menangkap dan memastiakan apa sih yang menyala di antara badan kecilnya Kunang-Kunag yang menyerupai lalat tersebut. tapi sayang binatang kecil menyala tersebut sekarang tak bisa ku temui lagi ketika saya berada di kampung dan menikmati indahnya malam yang cerah spereti dulu.

Kemanakah kau mahluk kecil Kunang-kunag?, apakah engkau ikut raib bersama bersihnya udara yang dulu masih kami miliki. jawabannya mengambang tak jelas, karena banyak sekali binatang di kampungku yang dulu berkeliaran baik di kebun atau di belakang rumah seperti landak yang berduri banyak, tupai yang suka nyuri kelapa di kebunku, meong congkok yang saya tidak tau bahas Indonesaianya apa, dan banyak lagi mahluk-mahluk unik sering hadir di saat saya bermain di kebun atau di mana saja.
 
Ah…dunia memang perputaran mahluk hidup dari ada samap tiada seperti hal nya Dinosaurus ratusan juta tahun yang lalau dunia ini di penuhi oleh jenis Dinosaurus tapi binatang itu tak tersisa satupun karena punah oleh evolusi dan perkembangan zaman namun tak di ragukan lagi ketika saya membaca buku tentang Dinosaurus ternyata binatang yang paling tua dan sekarang tak punah di telan masa dan telah ada sejak zaman Dinosaurus yakni capung, kura-kura atau penyu, kalajengking juga buaya dan jenis komodoseperti kadal, londok dan cicak dan banyak lagi jenis binatang yang telah hadir di masa zaman Dinosaurus.

Kembali ke Kunang-Kunag, semoga engkau tak punah dan mati di telan polusinya dunia karena kalau punah di buru saya pikir kecil kemugkinannya karena tak ada fungsinya.

saya kangen Kunang-Kunang yang menemaniku di gelapnya malam, ketika itu di kampungku belum masuk listrik dan Kunang-kunang itu hisan alam desaku di kegelapan.



Sumber

 
Copyright (c) 2010 SukaNgeGoBlog. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.